Bogor, 14 Agustus 2025 — Program Studi Sosiologi Universitas Terbuka (UT) bekerja sama dengan Tim Penggerak PKK Desa Pengasinan, Kecamatan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, mengadakan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) pada Kamis, 14 Agustus 2025. Mengangkat tema “Penguatan Fungsi Keluarga Melalui Kolaborasi dengan PKK untuk Menghadapi Dampak Perubahan Sosial terhadap Anak dan Remaja,” acara ini bertujuan memberikan edukasi kepada kader PKK terkait hal-hal yang berkaitan dengan perubahan sosial akibat kemajuan teknologi digital yang tidak mengenal usia dan gender dalam penyebarannya.
Acara dibuka dengan sambutan oleh Kepala Desa, Nur Kholis, yang menekankan pentingnya peranan PKK sebagai garda terdepan yang dapat dengan mudah mengedukasi masyarakat luas. Ketua PKK Desa Pengasinan, Yeni Nurhaeni, juga menegaskan kesiapan PKK memberikan layanan dalam memberikan wawasan terkait keluarga sesuai dengan 10 program pokoknya dengan keluarga sebagai salah satu bagian kelompok kerja.
Materi inti disampaikan oleh Dosen Prodi Sosiologi UT, Sri Pujiati, S.Pd., M.Sos., dengan tajuk “PKK Tangguh, Keluarga Kuat, Generasi Hebat.” Ia menyoroti dampak negatif digitalisasi terhadap anak dan remaja, di antaranya menurunnya konsentrasi anak, rusaknya hubungan sosial, muncul berbagai penyimpangan sosial, hingga fenomena Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO), serta penurunan kesehatan dan fungsi sosial lainnya. Sri Pujiati menekankan pentingnya keluarga sebagai benteng ketahanan anak dan remaja dengan menjalani fungsi pokoknya secara seimbang, baik dalam aspek keagamaan, sosial dan budaya, cinta kasih (afeksi), perlindungan, reproduksi, sosialisasi dan pendidikan, ekonomi, maupun pembinaan lingkungan. Ia menambahkan, orang tua perlu memberi teladan perilaku yang baik kepada anak-anak, salah satunya dengan membatasi penggunaan ponsel saat membersamai mereka.
Pemaparan Materi oleh Narasumber (Dok. Kegiatan,2025)
Ia juga memaparkan sinergi dan fungsi keluarga yang dapat dilaksanakan oleh kader PKK, antara lain melalui kelas parenting digital, kegiatan gotong royong, penanaman sikap sopan santun baik di dunia nyata maupun dunia maya, penyusunan modul aturan gadget keluarga, pengenalan permainan tradisional, perlombaan kreatif tanpa gadget, serta kelas literasi digital.
Setelah pemaparan materi inti, kegiatan berlanjut ke sesi Focus Group Discussion (FGD) yang dipimpin oleh Dosen Prodi Sosiologi lainnya, Nur Hayati, S.Pd., M.A. Peserta dibagi ke dalam empat kelompok dan mendapat lembar kerja berisi lima pertanyaan untuk mengidentifikasi masalah dampak digitalisasi serta merumuskan solusi bagi anak dan remaja. Setiap kelompok kemudian diberi kesempatan mempresentasikan hasil kerja mereka di depan peserta lain. Sesi Focus Group Discussion (Dok. Kegiatan,2025)
Dalam sesi FGD, mahasiswa Prodi Sosiologi UT turut berperan aktif mendampingi jalannya diskusi. Mereka membantu peserta dalam memahami isi lembar kerja, memfasilitasi pertukaran ide di kelompok kecil, serta mencatat gagasan yang muncul untuk kemudian dirangkum. Peran mahasiswa tidak hanya memperlancar kegiatan, tetapi juga memberi kesempatan bagi mereka untuk belajar langsung dari masyarakat dan mengaplikasikan teori sosiologi di lapangan.
Sesi FGD diakhiri dengan penyampaian pesan oleh Dr. Pardamean Daulay, S.Sos., M.Si., yang menyatakan bahwa orang tua perlu memiliki pendidikan yang memadai guna mengedukasi anak-anak mereka. Ia merekomendasikan Universitas Terbuka sebagai solusi karena fleksibilitasnya yang sesuai bagi semua kalangan usia.
Acara ditutup oleh Kepala Desa Pengasinan, Nur Kholis, yang berharap kegiatan PKM ini dapat bermanfaat bagi para kader PKK sebagai jembatan dalam mengedukasi masyarakat terkait perubahan sosial di era digital.