PkM Prodi Sosiologi UT dan MGMP Sosiologi Tangerang Selatan (Dok. Kegiatan,2025)

Tangerang Selatan, 21 Agustus 2025 – Program Studi Sosiologi Universitas Terbuka (UT) bekerja sama dengan MGMP Sosiologi Tangerang Selatan menyelenggarakan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) dalam bentuk workshop bertema “Menguatkan Pemahaman, Menginspirasi Pembelajaran di Era Digital”. Kegiatan ini bertujuan memperkuat pemahaman Ilmu Sosiologi dan mendorong penerapannya dalam pembelajaran di kelas.

Acara dibuka oleh Ketua PkM sekaligus Kaprodi Sosiologi, Dra. Parwitaningsih, M.Si., yang menyampaikan apresiasi atas kolaborasi dengan MGMP Sosiologi Tangerang Selatan. Ia berharap kegiatan ini membantu pengajar memahami kembali esensi sosiologi. Sambutan berikutnya disampaikan oleh Ketua MGMP, Siti Munawarah, S.Pd., M.Pd., yang menekankan kesempatan bagi peserta untuk berdiskusi dan mendalami materi bersama pemateri di kelas. Acara dilanjutkan dengan dokumentasi bersama serta ice breaking yang dipandu oleh Grace Prima A. Sihombing, M.Sos.

Serba-Serbi Kegiatan Pembukaan Workshop, Kegiatan Sesi Diskusi dan Tanya Jawab (Dok. Kegiatan,2025)

Materi pertama disampaikan oleh Hendrikus Ivoni Bambang Prasetyo, S.Sos., M.Si., dosen Prodi Sosiologi UT, dengan topik “Penerapan Metode Penelitian Sosial pada Pembelajaran Sosiologi di SMA”. Materi ini bertujuan meningkatkan kompetensi siswa dalam penelitian sosial dan berpikir kritis. Hendrikus menyoroti permasalahan burnout pada guru yang cenderung mengajar otomatis dari materi sebelumnya tanpa menjelaskan kembali. Ia berharap materinya dapat menyegarkan pemahaman guru untuk diterapkan di kelas. Dalam pemaparannya, Hendrikus menekankan bahwa metode penelitian sosial menjadi dasar penting dalam pembelajaran sosiologi. Ia menjelaskan bahwa pendekatan kuantitatif dan kualitatif tidak dapat digunakan bersamaan karena memiliki landasan berbeda. Kuantitatif menekankan pola deduktif melalui teori untuk menghasilkan data, sedangkan kualitatif menekankan pola induktif dengan mengumpulkan data untuk membentuk teori. Peserta kemudian berdiskusi mengenai perbedaan antara permasalahan dan masalah dalam penelitian sosial, strategi menumbuhkan kesadaran siswa, serta kendala sinkronisasi kurikulum antar mata pelajaran. Hendrikus menutup dengan harapan agar materi ini menjadi pengingat bagi guru sekaligus refleksi bagi dinas pendidikan dalam menyesuaikan kebijakan pembelajaran.

Penyampaian Materi Sesi Pertama oleh Hendrikus Ivoni Bambang Prasetyo, S.Sos., M.Si dan Materi Sesi Kedua oleh Dr. Pardamean Daulay, S.Sos., M.Si (Dok. Kegiatan,2025)

Materi kedua disampaikan oleh Dr. Pardamean Daulay, S.Sos., M.Si., berjudul “Konflik Sosial dalam Komunitas Virtual: Isu Materi Sosiologi di Era Digital”. Diskusi dibuka dengan perbedaan komunitas dan kelompok sosial. Pardamean menegaskan bahwa beragam pendapat tetap sah dalam sosiologi karena bersifat bebas nilai selama berbasis teori. Ia menekankan bahwa konflik kini banyak terjadi di dunia maya, dengan dampak psikologis dan jejak digital yang lebih besar dibanding konflik nyata. Konflik virtual dapat muncul akibat kesalahpahaman interaksi, simbol, timing, fungsi komunitas, cyberbullying, isu SARA, maupun egosentrisme. Dampak negatifnya berupa hilangnya kepercayaan diri, sementara dampak positifnya, seperti disebutkan Coser (1964), konflik dapat memperkuat identitas kelompok dan melahirkan norma baru dalam komunitas. Diskusi kemudian diperkaya pengalaman guru terkait siswa yang mengalami gangguan mental akibat cyberbullying, keterlibatan dalam komunitas menyimpang, serta plagiarisme berbasis AI. Pardamean menekankan pentingnya literasi digital agar siswa mampu menggunakan teknologi secara bijak. Ia juga menekankan peran guru dan orang tua sebagai pendamping tanpa menghakimi, serta membantu siswa menemukan komunitas yang mendukung.

Selama kegiatan workshop berlangsung, para guru terlihat antusias dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan teori dan pendekatan terbarukan yang dapat diterapkan dalam pembelajaran dikelas. Selain itu, beberapa guru juga memberikan pandangan dan aspirasi mereka serta pengalaman mereka dalam mengajar. Menurut mereka, siswa masa kini sudah lebih tanggap dalam memanfaatkan teknologi. Namun, banyak temuan dilapangan yang menunjukkan dampak negatif dari kemajuan teknologi. Kegiatan workshop ini semakin hangat dengan adanya sesi diskusi dan tukar pendapat antara dosen Prodi Sosiologi dengan para guru-guru untuk melihat kebutuhan guru dan masalah yang dihadapi oleh para guru dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas.

Pemberian plakat dan buku-buku kepada Ketua MGMP Sosiologi Tangerang Selatan oleh Kaprodi Sosiologi. Mahasiswa Sosiologi  turut menjadi bagian dalam kegiatan PkM Prodi Sosiologi  (Dok. Kegiatan,2025)

Adapun dalam pelaksanaan kegiatan workshop ini, mahasiswa Prodi Sosiologi UT turut berperan aktif mendampingi jalannya kegiatan workshop. Para mahasiswa membantu peserta untuk mengisi daftar kehadiran, menyambut para guru dan memfasilitasi guru untuk bertanya jawab dalam sesi diskusi, serta mencatat gagasan yang muncul untuk kemudian dirangkum. Peran mahasiswa tidak hanya memperlancar kegiatan, tetapi juga memberi kesempatan bagi mereka untuk belajar langsung dari masyarakat dan mengaplikasikan teori sosiologi di lapangan.

Acara ditutup dengan pemberian plakat kepada Ketua MGMP oleh Kaprodi Sosiologi, dilanjutkan dengan penutupan oleh MC yang menyampaikan terima kasih kepada semua pihak serta harapan untuk bertemu kembali dalam PkM berikutnya. Ketua MGMP Sosiologi dan para guru berharap kegiatan PKM ini dapat berlanjut dan memberikan manfaat bagi para guru untuk mengembangkan pemahaman kajian ilmu sosiologi dan terbarukan dimasa kini.